Surakarta, Tim DM MODELSKA – Pembelajaran adab pada Selasa (14/02/2023) cukup berbeda, pasalnya Guru SMP Muhammadiyah 8 Surakarta melakukan edukasi tentang hari valentin kepada siswa dalam di ruang kelas masing masing. Edukasi dilakukan karena banyaknya pelajar yang sudah terkontaminasi tradisi budaya barat, salah satunya merayakan hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Perayaan tersebut biasanya ditandai dengan tukar menukar kado, berpesta, bermaksiat, dan berfoya foya untuk orang terkasih. Jelas ini sangat bertentangan dengan budaya Islam, yang seharusnya tidak dilakukan orang muslim.
Banyaknya mudharat yang diperoleh dari perayaan tersebut, maka wali kelas memberikan edukasi dalam menggalakkan dan satu paham tentang hari valentin terhadap anak. Edukasi yang akan diberikan kepada anak berupa contoh perbuatan yang harus dilakukan seperti muhasabah diri, mengikuti kajian, dan bersedekah, juga perbuatan yang dilarang seperti memberi coklat/tukar kado, berpesta, dan bermaksiat.
Edukasi tentang hari valentin bukan sekedar edukasi, namun mampu memberikan siswa pengertian tentang agama islam yang toleransi, tapi bukan berarti orang muslim mengikuti ajaran mereka, fakta ini sudah ada tuntunan yang terdapat pada hadist, kita dapat membaca penggunaan hadist tentang menyerupai suatu kaum, berikut ini :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Artinya : “Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari (golongan) mereka.“ (HR. Abu Daud)
Siswa lebih mehamami bahwa agama islam adalah agama yang mentoleransi namun bukan berarti mengikutinya, pernyataan ini mampu diterima baik oleh siswa SMP Muhammadiyah sehingga siswa tidak melanggar syariat agam islam.